Minggu, 13 Juni 2010

PI Sebagai Gaya Hidup

KISAH PARA RASUL 8

Ketika penganiyaan bertambah hebat dan jemaat mula-mula harus mengungsi, apa yang tetap mereka lakukan? Memberitakan Injil! Firman Tuhan hari in sangat menguatkan hati. Pergumulan dan penderitaan membuat jemaat gereja mula-mula tersebar dan menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil. Injil Kristus telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari gaya hidup mereka, sehingga dalam keadaan apapun, susah atau senang, situasi aman atau dalam penganiyaan, mereka tetap bersaksi dan memberitakan Injil kepada semua orang.
Peristiwa ini memberikan sebuah pemahaman yang mendalam kepada kita untuk melihat hal-hal yang terjadi dalam kehidupan ini. Bahwa sesungguhnya hal-hal yang kelihatan sebagai penderitaan, penganiyaan atau kesusahan, bisa diubahkan Tuhan menjadi menjadi hal yang membawa berkat dan indah. Melalui penganiyaan di Yerusalem dan keluarnya jemaat mula-mula dari "zona kenyamanan", orang-orang Kristen Yahudi menjadi lebih terbuka dan rendah hati. Bahkan, salah seorang diaken (yaitu Filipus) dapat berkomunikasi dengan orang-orang Samaria, orang-orang di Asdod (keturunan Filistin, 8:40), dan sida-sida dari Etiopia yang akhirnya dapat dimenangkan bagi Kristus. Hal ini tidak mungkin dilakukan oleh orang-orang Yahudi yang merasa mapan dan bangga dengan status ke-Yahudi-an mereka.
Melihat kehidupan dari sudut pandang Allah akan memapukan kita untuk selalu bersyukur dan menjaga prioritas utama dalam kehidupan kita. Seperti jemaat mula-mula, marilah kita menjadikan penginjilan sebagai gaya hidup kita.

Kisah Para Rasul 8:4
"Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar