Kamis, 24 Juni 2010

Kepekaan Rohani dalam Menginjil

Kisah Para Rasul 3
Apa tujuan Tuhan dalam setiap mukjizat yang Ia berikan? Pemberitaan Injil dan Pertobatan! Itulah sebabnya, dalam Kisah Para Rasul, kita bisa membaca bahwa begitu banyak mukjizat terjadi. Pada zaman ini, hal yang sama juga masih terjadi saat pemberitaan Injil mengalami tantangan dan hambatan berat. Dalam bacaan hari ini, Rasul Petrus dan Rasul Yohanes pergi ke bait Allah untuk berdoa, bukan untuk berkhotbah atau menyembuhkan orang. Namun, karena hidup mereka dipimpin oleh Roh Kudus, mereka mempunyai kepekaan dan kepeduliaan yang tinggi terhadap situasi sekitar. Orang lumpuh yang dilihat secara biasa (atau bahkan tidak dilihat) oleh orang banyak yang keluar masuk bait Allah, dengan ketajaman rohani, dilihat secara berbeda oleh Petrus dan Yohanes. Mereka menatap dia (3:4). Di mata murid yang dipimpin Roh Kudus, orang lumpuh ini sangat dikasihi Allah dan membutuhkan pertolongan-Nya. Ketika Tuhan menyatakan kuasa-Nya dengan menyembuhkan orang lumpuh ini, dan hal itu menarik perhatian banyak orang, Petrus (yang tadinya tidak merencanakan untuk berkhotbah) melihat dan memakai kesempatan ini untuk memberitakan Injil kepada orang banyak. Hasilnya? Banyak orang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki.

Di zaman modern (bahkan post-modern) ini, dunia di sekitar kita telah menjadi semakin individualis, tidak peduli dan buta. Dengan kuasa Roh Kudus, marilah kita belajar untuk memiliki kepedulian, kepekaan dan ketajaman rohani seperti Petrus dan Yohanes, sehingga dunia yang lumpuh, menderita dan senangmenuju kebinasaan ini dapat dijamah oleh kasih dan kuasa Tuhan melalui hidup kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar